Buku Millennial Kills Everything

Millennials Kill everything – Ulasan

Saya adalah generasi millennial. Dan ketika ada buku yang mengatakan bahwa millennial adalah generasi yang kejam, brutal, serta banyak bisnis dan tren yang berakhir ditangan generasi ini. Tentu saja saya tertarik untuk membeli buku tersebut. Yang berjudul Millennial Kills Everything. 

Mari kita bahas inti dari bukunya.


Dapatkan Buru Originalnya Disini :


Siapa saja yang termasuk Millennial ?

Millenial adalah generasi yang lahir di rentang Tahun 1981 – 1996. Artinya generasi ini berumur 28-43 tahun di tahun 2024. Berarti saat ini mereka sedang dalam masa produktif. Yang tentu saja perilaku mereka berpengaruh besar di ekonomi suatu negara. 

Benarkah Millennial se-kejam itu ?

Generasi millennial sering disebut sebagai generasi yang paling terpelajar, berpengetahuan luas dan paling informatif daripada generasi sebelumnya. 

Sehingga perilaku mereka dapat merubah dunia dengan signifikan terutama di dunia bisnis. Pemicunya karena begitu intensnya mereka terpapar teknologi dan media digital. Yang membuat perilakunya sangat berbeda dengan generasi sebelumnya. 

Bagaimana tidak, semua informasi dengan mudahnya didapatkan hanya dengan sentuhan jari (via smartphone). Sehingga apapun informasi yang mereka butuhkan bisa didapatkan dengan mudah. 

Mereka juga lebih percaya dengan review dari pengguna suatu produk daripada klaim sepihak dari suatu brand. Sehingga mau tidak mau tiap brand atau  produk harus memberikan kualitas, experience, dan harga terbaik agar tidak tenggelam dan kemudian mati menghadapi persaingan. 

Mereka tidak segan berpindah ke brand atau produk lain jika dalam pikiran mereka memberikan benefit lebih. Sehingga kesannya kekuatan suatu brand sudah menjadi tidak relevan lagi.

Yang Harus Waspada Terhadap Millenial

Perilaku Millennial yang berbeda dari generasi sebelumnya bisa membuat perubahan radikal terutama di dunia bisnis. Sehingga mau tidak mau mereka yang audiensnya bersinggungan dengan Millennial harus segera berubah dan berbenah. Siapa saja mereka?

Pengusaha 

Yang mempunyai produk, layanan, dan industri yang masih mengandalkan cara tradisional dalam mengoperasikan usahanya, misalkan saja  : 

  • Perusahaan taxi dan penyewaan kendaraan yang terganggu dengan kehadiran Ojek Online, sehingga memerlukan inovasi serupa atau lebih baik. Seperti yang saat ini dilakukan oleh perusahaan taxi Bluebird 
  • Agen Perjalanan atau  tiket yang sekarang terusik penjualan langsung oleh perusahaan penerbangan, marketplace, dan layanan semacam traveloka dan tiket.com 
  • Media cetak seperti koran dan majalah yang digoyang oleh situs berita dan gosip online 

Marketing / Marketer 

Yang ingin up-to-date tentang perubahan perilaku generasi Millenial, sehingga bisa membuat strategi  promosi yang tepat

Misal saja Jika saat ini dalam pemasaran masih mengandalkan brosur, media cetak, atau banner, maka marketer harus mulai belajar promosi dari media sosial dan website, mulai dari iklan di media sosial sampai merekrut influencer. 

juga mengoptimalkan mode promosi di smartphone, semata-mata untuk menjangkau pemasaran yang lebih luas lagi, KARENA  LEBIH MILLENNIAL-FRIENDLY. 

Pebisnis Pemula 

Yang bisa menjadikan buku ini referensi dalam mengantisipasi langkah apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan bisnis dengan perilaku Milenial.

Antisipasi yang Bisa Dilakukan Terhadap Perilaku Millenial 

Intinya jangan sok tahu! 

Karena perilaku Millennial sangat berbeda dengan generasi sebelumnya, maka tiap bisnis yang bersinggungan dengan mereka harus belajar untuk beradaptasi. Jika perilaku antara generasi baby boomer ke Gen-x hanya terjadi sedikit perubahan. Maka berbeda dengan Gen X ke Millennial yang justru berubah secara radikal.  

Juga mempersiapkan diri untuk menghadapi tantangan dari perilaku generasi selanjutnya yaitu Gen-Z.

Tentang Penulis Buku Millennial Kills Everything

Saya mengenal Yuswohady ketika beliau menjadi pembicara di webinar tentang Consumer Behaviour beberapa tahun lalu. Saya juga sering mengikuti media sosialnya di Instagram. Dikatakan di website pribadinya bahwa beliau juga pernah menulis di media besar seperti : majalah SWA, MIX, Business Review, Warta Ekonomi, Info Franchise, Harian Jurnal Nasional. 

Tulisan baik di website dan instagram beliau tidak jauh dari bisnis dan perilaku konsumen. Sangat saya anjurkan untuk dikunjungi untuk yang tertarik mempelajarinya. 

Catatan Saya Untuk Buku Ini 

Sekarang dari sudut pandang saya, disclaimer dulu bahwa ini tidak menyalahkan penulis dan murni dari pengalaman saya sendiri 

Karena saya juga termasuk generasi Millennial, Dari semua yang ada di buku, ada beberapa poin yang ingin saya bahas karena sedikit tidak setuju bahwa millenial akan membunuhnya : 

Yang Pertama adalah Dapur

Iya benar jika dikatakan bahwa banyak millenial yang mengandalkan ojek online untuk memesan makanan. Mereka memang cenderung Malas Memasak dan lebih memilih memesan makanan. 

Alih-alih memasak, waktu yang ada lebih suka digunakan untuk menikmati hiburan atau kegiatan lain. 

Tapi, jika dikatakan membunuh yah tidak juga. Dari circle saya yang mayoritas millennial. Mereka dan saya semakin sadar bahwa masakan rumah lebih sehat untuk tubuh dan untuk kantong. 

Tersedianya alat-alat yang lebih modern dan praktis untuk memasak juga membuat kami semakin semangat memasak di rumah. Dan alat-alat ini makin banyak dijual di toko-toko alat rumah tangga. 

Apalagi sekarang layanan delivery makanan tidak semurah dulu. Selain dikenakan biaya antar dan administrasi, makanan yang tersedia di daftar layanannya pun sudah di up sampai 20% dari harga aslinya. 

Yang Kedua Adalah Jam Tangan

Dengan kehadiran smartphone dan juga smartwatch mungkin membuat jam tangan sedikit demi sedikit tergerus penjualannya. Tapi apakah Milenial akan berhasil membunuhnya ? menurut saya, sepertinya belum atau tidak. 

Begini, saya mengenal orang-orang yang masih tetap setia menggunakan jam tangan Casio, G-Shock, Seiko, dan merk lain, tanpa berpikir untuk menggantinya dengan Smartwatch. Malah ketika muncul model baru, dapat dipastikan mereka tidak segan untuk segera membelinya,

Saya perhatikan juga toko online dan akun marketplace yang khusus menjual jam tangan, masih cukup laris sampai saat ini. 

Bahkan seperti yang saya tau reviewer teknologi seperti david gadgetin, ochaXT.  atau irvan jagat review masih menggunakan jam tangan. 

Yang ketiga adalah Brand dan Brand Loyalty

Dikatakan buku ini brand dan brand loyalty semakin tergerus karena perilaku millenial yang lebih suka ulasan, dan review sesama dari mereka untuk mengambil keputusan membeli. 

Poin ini cukup menarik, karena kalau yang saya amati dan saya alami, hal ini  lebih banyak tergantung dari kondisi ekonomi atau prioritas 

Contoh saja misal di smartphone : 

Banyak yang masih “fanatik” dengan brand tertentu. Ada dua orang sahabat saya, yg 1 fanatik apple yang 1 lagi fanatik dengan samsung. Walaupun ditawarkan smartphone dengan harga yang lebih murah dan spek lebih tinggi tetap saja mereka menutup mata dan hanya fokus kepada brand itu saja

Alasannya macam², tapi yang bisa saya ambil kesimpulan ada dua : 

  1. Gengsi
  2. Karena sudah terbiasa dan menyenangkan menggunakan produk brand yang mereka pilih itu sebelumnya. Sehingga malas beradaptasi lagi

Tapi mereka akan berubah pikiran, mereka akan melakukan riset, membaca ulasan, menonton review ketika saat itu budget mereka sedang terbatas atau pas-pasan. Sehingga sudah mementingkan fungsi daripada sekedar gengsi. 

Punya pengalaman tentang perilaku Millenial yang berpengaruh ke dalam hidup atau bisnis? Bagikan pengalaman kamu di kolom komentar dibawah. Dan jangan lupa selalu pantau blog ini. 🙂


Merasa terbantu dengan artikel ini dan ingin beri saya apresiasi ?

Kamu bisa traktir saya disini : teer.id/anggawahyudi 😀


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *